Saturday, 21 June 2008

NEWSPAPER SUARA TIMOR LOROSAE 16 JUNE 2008

PANTI ASUHAN FHTO QUO VADIS, NASIB 15 OANK KIAK TERLANTAR

DILI-
Panti Asuhan Fundasaun Hadomi Timor Oan (FHTO) di Pantai Kelapa, Dili, kini terancam bubar. 15 anak yatim piatu yang saat ini tinggal di sana terudung resah, merasa binggung dengan nasibnya, karena tiada “bapa asuh” atau “ibu asuh” yang datang ke sana melihat keadaan mereka.

FHTO didirikan beberapa tahun lalu oleh Ir. Mariano Sabino ‘Asanami’ (kini Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan), Lola Noronha, dan Lorenco Amaral. Sedangkan pelindungnya adalah Ny. Kirsty Sword Gusmao.

Tujuh dari lima belas anak yang ditemui STL di Pantai Kelapa, Sabtu (14/6), mengaku sangat resah dengan keadaan FHTO saat ini. Mereka merasakan adanya firasat tidak baik dengan kelanjutan nasib FHTO. Sejak krisis meletus, perhatian kebutuhan hidup dan bantuan dana kepada mereka sudah sangat kurang. Hingga kini pengurangan itu kian mengkhawatirkan.

Khwatir dengan keadaan yang dihadapi, tujuh anak asuh FHTO masing-masing Francisca, Mariano, Hendrique, Anastacio, Elsiana, Joni dan Nelson memberanikan diri mengeluarkan undangan kepada media massa (cetak dan elektronik) untuk menpublikasikan masalah yang mereka hadapi. “Karena kami mendengar para pendiri ingin menutup FHTO. Jika benar akan ditutup, kami mau dikemanakan, mau tinggal dengan siapa,” ujar ketujuh anak yatim piatu itu.

Isi undangan yang dikeluarkan itu adalah, mereka ingin mengundang wali orang tua anak yatim piatu dari beberapa distrik untuk menghadiri pertemuan di Aula Escola Internasional, Pantai Kelapa, guna meminta penjelasan para pendiri FHTO. Hari pertemuan ditetapkan hari Sabtu (14/6), namun pada hari yang ditetapkan ini tidak ada yang memenuhi undangan mereka, termasuk para pendiri FHTO. Alasannya tidak jelas, bahkan tidak ada informasi sedikit pun.

Seorang staf juru masak FHTO, Maria da Costa, menuturkan, para pendiri Panti Asuhan ini beberapa kali melakukan rapat tertutup di Pantai Kelapa, Dili, untuk membicarakan masalah yang sedang dihadapi itu. “Desas-desus yang sempat terkuak dari rapat tertutup itu mengatakan, para pendiri ingin menutup FHTO karena dana untuk membiaya anak-anak yang diasuhnya sudah tidak ada. Dan 15 anak di FHTO Pantai Kelapa dikembalikan kepada orang tua wali masing-masing,” kata Maria da Costa mengutip desas-desus itu.

Ia sendiri sudah 11 bulan menjadi juru masak untuk anak-anak FHTP di Pantai Kelapa. Namun baru tiga bulan ia diberi gaji. “Namun gaji yang didapat bukan jatah saya tetapi jatah dari seorang juru masak yang sudah keluar,” katanya.

Ia mengaku sangat khawatir dengan nasib 15 anak-anak FHTO saat ini. Perhatian para pendiri terhadap anak-anak Oan Kiak saat ini sudah tidak jelas. “Kalau FHTO benar-benar bubar saya tidak tahu 15 anak yatim piatu yang ada saat ini mau kemanakan”. Lanjut Maria, jumlah anak-anak Oan Kiak di FHTO sebanyak 30 orang. Namun beberapa bulan lalu 15 orang dikirim ke Malaysia sekaligus menjadi tanggungan pemerintah. Tinggal 15 orang di FHTO Pantai Kelapa.

Ke-15 anak-anak Oan Kiak ini juga pernah mau dikirim ke Malaysia namun kemudian dibatalkan pemerintah tanpa alasan jelas. Sehingga mereka tetap dalam tanggung jawab FHTO. Semua ditampung oleh FHTO ini merupakan anak-anak korban tragedy September kelabu, 1999. Mereka sudah tidak memiliki ayah dan ibu lagi. Kalau FHTO ditutup mereka mau dikemanakan. “Saya sedih mendengar informasi bahwa FHTO akan ditutup, 15 anak ini dikembalikan kepada wali orang tua wali masing-masing”. Kata Maria, sejak Januari 2008 dana untuk anak asuh FHTO sudah berkurang, bantuan dari kementerian sosial pun tidak aktif lagi. Tidak tahu apa alasannya.


Informasi article ini salah, yang benar adalah

  • pendiri FHTO tidak bermaksud menutup FHTO.
  • yang menginginkan menutup FHTO adalah pelindung nya, Mana Kirsty
  • Rencana pertemuan pada tanggal 14 Juni di tentukan pada tanggal 31 May 2008 pada saat pertemuan penutupan FHTO antara Mana Kirsty dan anak anak FHTo. Hadir pada saat itu Mana Kirsty, Mana Ana Noronha, para wali anak anak dan anak anak FHTO!
  • Pendiri tidak pernah mengadakan pertemuan baik terbuka tau tidak terbuka!
  • Para Wali menginginkan agar para pendiri hadir pada pertemuan tanggal 14 Juni, namun Pendiri Mariano SAbino menegaskan bahwa FHTO tidak boleh ditutup karena tempat ini harus digunakan untuk anak anak miskin yang membutuhkan perlindungan
  • Selama ini Mariano SAbino dan Ibu Lala yang masih membantu uang dana tambahan untuk anak anak FHTO yang masih berada di Timor Leste.
  • Ada Uang FHTO yang dideposito di Bank Mandiri sejumblah $ 20.000 yang pada saat itu di depositokan tahun 2005 atas nama FHTO dengan tujuan untuk masa depan anak anak. Setahu kami uang itu masih harus ada di BAnk! Sepatutnya uang itu dapat di pakai oleh anak anak FHTO yang masih berada di Timor Leste saat ini!
Pernyataan kami anak anak yang berada di Malaysia adalah "Sangat menyedihkan sekali sebuah Media yang cukup besar untuk Timor Leste, namun tidak profesional dalam memberitakan berita beritanya! Sengaja atau tidak di sengaja, seharusnya sebagai dasar journalistik, harus selalu ada cek dan ricek! Sepertinya artikel ini di buat hanya untuk menghibur kelompok tertentu saja!

Media harus ikut berpartisipasi dalam pembentukan negara baru yang berasaskan DEMOCKRATISASI! memberitakan berita yang seimbang dan bertanggung jawab, jangan asal penuhkan halaman! membuat kelompok kecil/penting terhibur dan merugikan langkah fital! DEMOKRATISASI! KEADILAN RAKYAT!


4 comments:

Timor Ohin Loron said...

selamat berjuang teman2x..., aku turut sedih melihat ini semua. semoga FHTO tidak ditutup dan menjadi saksi dan bukti kemerdekan TL.

Salam'

fununain said...

i'm really proud you,my young timorese friends...........
Good luck

Anonymous said...

I am so proud of my brothers and sisters timorese, keep struggling and don't give up fight againts challenges in this life, you guys are still very young, grab every singel oppurtunity in your life. I believe you all are taken care by good people in Malaca. I am timorese and I have been living in Malaysia for 4 and half years already. i hope to see u all before i leave home. God Bless.

Anonymous said...

uluk nanain hau atu hato hau nia lia fuan 1 ka 2 hau sei lahaluha hato hau nia kompramentus ba alin,bin,ou mana sira hotu, hau mos senti triste tamba labarik barak mak moris lai iha inan ho aman, nebe mak atu tau matan basira nia moris nomos futuru nebe mak atu dezemvolvimentu banasaun foun 1 nebe mak foin hamrik durante tinan 9 nia laran. hau husu ba governu sira tenki tau matan ba oan kiak sira nebe mak la iha inan ou aman nebe mak atu tau matan ba futuru oin mai. hau husu desclupa wain hira mak lia fuan ruma lakona ba alin sira nia laran hau husu deskulpa barak. adeussss selamat berjuan teman2 marih kita bersama membangun negara dan juga menghilang kemiskinan, dan juga memberi yang terbaik bagi anak kita semua yang hidupnya masih terlantar diluar tau dimana-mana saja mereka berada.